Pesta
Budaya Hudoq Di Provinsi
Kalimantan
Timur
INDONESIA
SEJARAH :
Hudoq adalah sejenis festival yang berupa tarian ungkapan syukur yang digelar oleh
sub-etnis Dayak di provinsi Kalimantan
Timur. Hudoq adalah
kesenian tarian yang menggunakan topeng dan kostum, oleh sebab itu Hudoq
termasuk golongan kesenian barongan.
ETOMOLOGI :
Hudoq artinya menjelma, oleh karena itu memakai topeng burung melambangkan menjelma
menjadi burung.
KEPERCAYAAN :
Menurut kepercayaan tradisional orang Bahau, Busang, Modang, Ao'heng dan Penihing,
Hudoq adalah 13 hama yang merusak tanaman seperti tikus, singa, gagak,
dan lain-lain. Dalam festival tersebut Hudoq dilambangkan oleh penari yang
mengenakan topeng yang mewakili hama dan rompi yang terbuat dari pinang atau kulit kayu pohon pisang. Tarian selesai ketika dua
manusia Hudoq keluar dan mengejar Hudoq hama. Durasi tari adalah 1-5 jam.
Menurut
tradisi, festival hudoq diadakan setiap selesai menugal (menanam padi) di
ladang September-Oktober setiap tahun. Maknanya, memohon berkat Tuhan agar padi
yang ditanam nanti menghasilkan bulir yang berlipat-lipat hingga membawa
kemakmuran bagi masyarakat.
Secara
turun-temurun, festival itu digelar berpindah-pindah dari desa ke desa lain setiap
tahun.
BUSANA PENARI Hudoq :
Penari hudoq Bahau
dan Modang memakai topeng kayu berukir, gabungan antara citra hama tanaman dan
satwa-satwa berbahaya. Seluruh tubuh
penari tertutup busana yang terbuat dari kulit pohon, dihiasi rumbai daun pisang, dan ada pula yang menggunakan daun kelapa.

Busana
dilengkapi dengan topi berbulu dan tongkat kayu yang dipegang di tangan kanan.
Tarian ini biasanya dilakukan oleh 11 penari, masing-masing memakai topeng berbeda, digelar di lapangan
luas dan terbuka. Para penonton mengelilingi arena pertunjukkan.
GERAKAN TARIAN Hudoq :
Gerakan tangan dan
kaki mendominasi tari hudoq. Badan penari tegak yang kemudian terus berputar
pelan di setiap langkah. Tanganterayun ke atas setinggi bahu, diangkat setinggi-tingginya,
lalu dijatuhkan menepuk paha. Gerakan kaki berupa hentakan: dengan lutut
perlahan ditekuk, kaki terangkat hingga 30 sampai 40 cm, kemudian dihentak kuat
ke bawah untuk menghasilkan suara keras. Saat mengambil langkah, kaki yang terangkat menyilang di atas kaki tumpuan sehingga
badan terayun ke kiri dan ke kanan. Suara hentakan kaki disusul oleh tepukan
tangan ke paha membuat busana yang berjumpai itu berbunyi ‘whuss…’. Gerakan kepala tidak teratur, hanya berupa gerakan mengangguk. Jika
topeng memiliki mulut yang bisa bergerak, setiap kepala tertunduk mulut topeng
akan tertutup dengan berbunyi meletik. Para penari bergerak dalam lingkaran, yakni bergerak dari satu sudut arena ke sudut arena yang
lain sampai empat sudut tersentuh. Kembali ke tengah arena, para penari duduk
bersila dalam baris panjang untuk pemanggilan roh, kepala mengangguk-angguk, dan siap jika sewaktu-waktu roh
akan merasuki mereka.
Saat hal tersebut terjadi, mereka berdiri, tubuh bergetar
tanda kesurupan. Kemudian mereka kembali menari seperti semula. Akhirnya mereka
kembali ke tengah, badan bergetar lagi, dan merekapun duduk. Itu berarti
roh-roh telah meninggalkan tubuh mereka.
PELAKSANAAN UPACARA :
Pawang, yaitu pemimpin upacara, mulai dengan mengumumkan tujuan
upacara, diikuti permohonan agar para roh memasuki para penari. Sesaji dipersiapkan, sementara
pawang bememang (mengucapkan) mantra dihadapan para penari Hudoq yang telah berbusana
lengkap. Sebelas penari duduk berbaris di tengah arena. Pawang menaburkan beras kuning ke kepala para penari
sebagai tanda upacara dimulai. Satu demi satu para penari berdiri dan berjalan
pelan sesuai dengan tempo musik. Adapun musik pengiringnya adalah berupa gong dan tubun, yaitu sebuah gendang kecil yang dapat digenggam, dilapisi
besisi (kulit kadal) pada salah satu sisinya dan diikat kuat dengan rotan. Kemudian para penari bergerak ke dalam lingkaran, tangan
melambai, badan berayun, kaki menghentak, kemudian kembali ke tengah lingkaran
dimana
para roh akan merasuk, setelah itu mereka kembali menari. Saat
itu pawang menyampaikan pesan kepada roh yang menguasai penari dengan mengucapkan mantra lagi,
yakni mantra suci yang panjang. Maksud dari mantra tersebut adalah untuk meminta pada roh-roh agar menjaga
tanaman mereka, menjauhkan hama yang membahayakan, dan melindungi penduduk desa. Selanjutnya pawang mendekati para penari dan menghimbau para roh agar
kembali ke asal masing-masing baik di hutan, gunung, empat penjuru angina, gua, atau tempat yang lain. Para
penari kembali ke tengah arena dan disadarkan kembali oleh para pawang. Setelah melepas topeng dan busana, mereka bergabung dengan para penonton. Upacara pun
berakhir. Namun, ada juga tata cara lain pelaksanaa upacara ini yang tidak
seperti tertulis di atas. Adapun upacara tersebut akan selesai ketika dua
penari bertopeng manusia (hudoq punan) tiba-tiba muncul dan memburu kesebelas
penari ke luar desa, diikuti para hadirin. Upacara ini dapat berlangsung selama
satu jam atau bahkan sampai sehari.
0 Komentar untuk "Pesta Budaya Huqod Di Provinsi Kalimantan Timur "
Saya usahain akan balas semua coment dari kalian..☺
Note: Only a member of this blog may post a comment.