MAKALAH
Analisis Pendapatan Nasional Untuk Perekonomian
Tertutup Sederhana
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi Makro
Dosen Pengampu : Drs. H.Burhan Al, M.Si
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
WIDYA
PRAJA TANAH GROGOT
Disusun
Oleh :
Nama : BEJO
Nim : 160131
Kelas : VI (Enam)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur
kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melancarkan kegiatan kami
dalam menyusun makalah ini, untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah pengantar
ekonomi makro dengan pokok bahasan analisis pendapatan masional untuk
perekonomian tertutup sederhana yang bertujuan untuk memberikan informasi yang
bermanfaat bagi pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit
hambatan yang penyusun hadapi, namun dengan semangat dan dibantu semua pihak
akhirnya penyusunan makalah ini terselesaikan. Penyusun sangat menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan sarannya
yang membangun sangat kami harapkan agar dapat berbuat lebih baik lagi dimasa
yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya.
Tanah
Grogot, 15 Juli 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………,,,,……….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...………….1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………..1
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Pendapatan Nasional............................. …………………………………..2
2.2 Pengertian
Perekonomian Tertutup Sederhana.............................................................. 2
2.3 Pengertian
Pertumbuhan Ekonomi................................................................................ 2
2.4 Pengertian Analisis Pendapatan Nasional Dengan
Perekonomian Tertutup Sederhana Dua
Sektor.................................................................................................................................. .2
2.5 Pengertian Inflasi .......................................................................................................... 2
BAB III METODOLOGI
3.1 Model analisis dengan variabel investasi tabungan....................................................... 3
3.2 Hubungan
antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran............................. 3
BAB IV STUDI KASUS
4.1 Contoh
Kasus yang terjadi............................................................................................ 4
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan…………………………………………………………………………….6
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………….7
6.2 Penutup…………………………………………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………9
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar belakang
Produsen dan Konsumen
secara langsung akan melakukan kegiatan jual dan beli di pasar untuk memenuhi
kebutuhannya masing- masing. Dalam kegiatan tersebut, mereka melakukan
transaksi yang akan membuat mereka terikat dalam sebuah kontrak perdagangan
atau jual beli. Untuk membuat transaksi tersebut efektif, maka sistem
perekonomian, memerlukan lembaga- lembaga perbankan dan lembaga-lembaga
keuangan lainnya, seperti: pasar modal,
lembaga asuransi, lembaga penjamin, Pegadaian
atau lembaga keuangan mikro yang terdapat di daerah-daerah perdesaan. Lembaga perbankan memiliki peranan yang penting
untuk mengumpulkan dana dari masyarakat, yang nantinya akan di gunakan untuk
memberikan fasilitas pengkreditan atau jasa perbankan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dari pendapatan nasional
2. Pengertian dari sistem ekonomi tertutup
sederhana
3. Pengertian dari pertumbuhan ekonomi
4. Cara mengatasi inflasi
1.3 Tujuan
1.
Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang Perekonomian Tertutup
Sederhana dan Pertumbuhan Ekonomi.
2.
Menggambarkan dan menjelaskan arti konsumsi,tabungan dan investasi.
3.
Mahasiswa
dapat menghitung angka pengganda
4.
Dapat menghitung dan menjelaskan Pendapatan Nasional dengan Analisis
Variabel Investasi.
5.
Memahami hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pendapatan Nasional dapat
didefinisikan tiga cara, yaitu:
-
Nilai
seluruh produk (barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu
periode tertentu.
-
Jumlah
pendapatan yang diterima oleh seluruh factor produksi dalam suatu Negara selama
satu periode tertentu.
-
Jumlah
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara
selama satu periode tertentu.
2.2 Pengertian
Perekonomian tertutup sederhana
Perekonomian tertutup sederhana merupakan perekonomian
yang tidak adanya hubungan dengan Negara lain dan tidak adanya campur tangan
pemerintah, baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun
yang berbentuk pengeluaran konsumsi. Dalam perekonomian tertutup sederhana ini
pengeluaran masyarakat seluruhnya pada tiap satuan waktu, biasanya dalam
setahun, dan akan terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan
pengeluaran untuk investasi.
2.3 Pengertian
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi
kenaikan pendapatan nasional. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah
bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita.
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output
riil per orang.
2.4 Pengertian
analisis pendapatan nasional dengan perekonomian tertutup sederhana dua sektor
Pendapatan
Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk
Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi. Jumlah inilah yang
diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara. Pendapatan
Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan
penjumlahan dari lima hal , yaitu
a. Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
b. Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
c. Keuntungan perusahaan
d. Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
e. Pendapatan sewa
Dalam perekonomian tertutup
sederhana.sektor yang terlibat adalah rumah tangga (pihak konsumen) dan
perusahaan atau pihak swasta (sebagai produsen) tanpa campur tangan pemerintah
baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang
berbentuk pengeluaran konsumsidan tidak berhubungan dengan perekonomian
internasional baik ekspor maupun impor.
Terdapat dua model analisis
perekonomian tertutup sederhana yaitu sebagai
berikut :
3.1 Model anlalisis dengan
variabel investasi dan tabungan
Pada model ini, muncul
dua aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan rumah
tangga dianggap kebocoran dalam arus melingakar, karena dapat mengurangi
kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain
seperti konsumsi. Namun Tabungan tersebut tidaklah dianggap kebocoran apabila
digunakan sebagai investasi.Tabungan yang semula mengurangi pendapatan
nasional, apabila digunakan sebagai investasi dapat disebut injeksi, karena
Investasi dapat menambah pendapatan nasional.
A.
Tabungan
Menurut Undang-undang
No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Dalam ekonomi makro, tabungan adalah pendapatan masyarakat yang
tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi.
Kita dapat mengetahui hubungan
tabungan dengan pendapatan nasional dengan menggunakan fungsi tabungan.Fungsi
tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat
tabungan rumah tangga dan pendapatan nasional dalam perekonomian.
S = -a + (1-b)Y
keterangan :
a = konsumsi rumah tangga secara
nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal
(MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional
B.
Investasi
Investasi
yang lazim disebut sebagai penanaman modal merupakan pengeluaran
perusahaan untuk membeli barang-barang dan perlengkapan-perlengkapan produksi
untuk menambah kemampuan memproduksi barang/jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Pada prakteknya, pencatatan nilai penanaman modal dilakukan dalam
satuan tahun. Yang termasuk investasi adalah sebagai berikut :
Pembelian berbagai jenis barang
modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan
berbagai jenis industri perusahaan.
Pengeluaran untuk mendirikan rumah
tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan
lainnya.
Pertabahan nilai stok barang-barang
yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi
pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Dalam perekonomian tertutp,
perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C)
dan investasi(I).
Y = C + I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar
rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka
besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = (a + I)/(1 – b)
= (20 + 10)/(1– 0,75)
= 30/0,25
= 120 milyar rupiah
C. Angka Pengganda
Angka pengganda atau multiplier
adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan
nasional. Jika angka pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi,
maka dengan perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi
angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya.
Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang disebut
dengan koefisien multiplier.
Proses multiplier
adalah adanay perubahan pada
variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari
keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
Rumus :
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah)
fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka
pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi
sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y
= K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang
= Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang
= 120 + 8 = 128 milyar rupiah
D.
Pengertian
Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebih-nya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata
uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan
tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi
belum tentu menunjukkan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan
untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi,
dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Pengangguran
atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerap-nya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya
kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang
meningkat secara signifikan dapat menimbulkan inflasi. Hal itu merupakan kekurang
efektifan dari pertumbuhan ekonomi. Sehingga secara tidak langsung besar
kemungkinan terjadinya pengangguran. Jadi pertumbuhan ekonomi yang sedikit
dapat menyebabkan terjadinya inflasi, dan akibat dari inflasi itu sendiri
adalah pengangguran di mana-mana.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Model analisis dengan
variabel investasi tabungan.
Model Analisis dengan variabel investasi tabungan adalah pengeluaran yang
akan digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan kata lain
merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal
.Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan variabel investasi tabungan ini
adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan
pabrik .
Analisis
keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :
1. Operasi
keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dansumber-sumber
pembiayaannya;
2. Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap
kegiatan sektor riil melalui pengaruhnyaterhadap Pengeluaran Konsumsi
dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)pemerintah;
3. Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau
pengaruh operasi keuangan pemerintahterhadap ekspansi bersih pada jumlah
uang yang beredar;
4. Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah
atau pengaruh operasi keuanganpemerintah terhadap aliran devisa masuk
bersih.
3.2 Hubungan antara pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan pengangguran
Salah Satu masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran
dan neracapembayaran.
Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum
yang berlangsung terus menerus.
Ada tiga jenis inflasi yaitu :
1) Inflasi tarikan permintaan
(demand-pull inflation)
Inflasi yang disebabkan karena
adanya kenaikan permintaan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku
pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan
pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat (full employment and full capacity).
2) Inflasi desakan biaya (cost-push
inflation)
Inflasi yang terjadi sebagai akibat
dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan tingkat
produktivitas dan efisiensi, sehingga perusahaan mengurangi supply barang dan
jasa.
3) Inflasi karena pengaruh impor
(imported inflation).
Inflasi yang terjadi karena naiknya
harga barang di negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga
umum di dalam negeri.
Pengangguran, Inflasi dan
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Tingkat inflasi yang terjadi dalam
suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah
ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik,
tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat
inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10
persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Didasarkan pada fakta itulah A.W.
Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran.
Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan
tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan
rendah. Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan kurva Phillip.
Kurva
Phillip
Masalah utama dan mendasar dalam
ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat
pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga
kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang
dapat disediakan setiap tahunnya. Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar
dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang
tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek
yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara
pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate
of unemployment).
Untuk menggambarkan kurva Phillips
di Indonesia digunakan data tingkat inflasi tahunan dan tingkat pengangguran
yang ada. Data digunakan adalah data dari tahun 1980 hingga tahun 2005.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan data yang ada, maka kurva Phillips untuk
Indonesia terlihat seperti gambar berikut :
Kurva Phillips untuk Indonesia
A.W. Phillips menggambarkan
bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran
didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan
permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agre-gat, maka sesuai dengan
teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan tingginya
harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan
kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan
satu-satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan
permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka,
pengangguran berkurang. Menggunakan pendekatan A.W.Phillips dengan
menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi untuk kasus Indonesia
kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat pengangguran dan inflasi
di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005, ternyata secara statistik maupun
grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan tingkat
pengangguran.
Tingkat
inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik
buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang
perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4
persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen
dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar
antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
secara
statistik maupun
grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan tingkat
pengangguran
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat
inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator
Pengangguran atau tuna karya adalah
istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerap-nya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Kelangkaan produksi dan/atau juga
termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada
perubahan yang meningkat secara signifikan dapat menimbulkan inflasi. Hal itu
merupakan kekurang efektifan dari pertumbuhan ekonomi. Sehingga secara tidak
langsung besar kemungkinan terjadinya pengangguran. Jadi pertumbuhan ekonomi
yang sedikit dapat menyebabkan terjadinya inflasi, dan akibat dari inflasi itu
sendiri adalah pengangguran di mana-mana.
Angka Pengganda
Contoh Angka Pengganda
Pendapatan nasional berubah sebagai
akibat dari perubahan nilai komponen sebagai berikut :
· Investasi (I)
· Consumsi (C)
· Pengeluaran Pemerintah (G)
·Ekspor dan
Impor (X/M)
Jika pendapatan nasional itu berubah
karena adanya perubahan investasi, maka rumusnya sebagai berikut :
Dimana : k = besarnya multiplier
Y = besarnya perubahan pendapatan
nasional
I = besarnya perubahan investasi
Pendapatan nasional ekuilibrium
rumusnya :
Seorang wirausaha pedagang menjual
sebuah dagangannya kepada seseorang yang membeli barang tersebut, namun si
pembeli tadi menjual barang dagangannya lagi ke temannya, suatu barang dagangan
yang dijual ke pembeli itu disebut dengan pendapatan nasional, dan ketika si
pembeli barang itu menjualnya lagi itu tidak termasuk ke pendapatan nasional
Pertambahan investasi sebesar ∆I
yang berakibat perubahan pendapatan nasional sebesar ∆Y, maka :
Angka pengganda investasi sebagai
berikut :
Contoh :
Fungsi konsumsi : C = 0,75 Y +
20.000.000
Pada periode pertama besarnya
investasi Rp 40.000.000 per tahun dan periode kedua Rp 80.000.000 per tahun
BAB IV
STUDI KASUS
CONTOH KASUS YANG SEDANG TERJADI
Inflasi dari BBM Turunkan Kesejahteraan 80% Rakyat
JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sebesar 1.500 rupiah menjadi 6.000 rupiah per liter bisa menyulut tambahan inflasi 3,5 persen dari target inflasi 2012 sebesar 5,6 persen. Hal itu membuat potensi laju kenaikan harga barang dan jasa tahun ini mencapai 9,1 persen.
Kenaikan harga BBM akan membuat pertumbuhan ekonomi negatif karena target tahun 2012 mencapai sekitar 6,5 persen. Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari inflasi akan menurunkan kesejahteraan 80-90 persen rakyat yang daya belinya sangat rentan dengan kenaikan harga barang dan jasa.
Pengamat ekonomi dari Universitas Atmajaya, Jakarta, Agustinus Prasetyantoko, memperkirakan jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM jenis premium dan solar hingga 1.500 rupiah, infl asi akan menyentuh angka 7-8 persen. Itu artinya, inflasi lebih besar dari pertumbuhan ekonomi tahun ini yang ditargetkan 6,5 persen.
“Dalam kondisi nega tive growth, daya beli masyarakat menurun, dan itu
tentunya berimbas pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah,” ujar dia, di Jakarta, Jumat (9/3). Skenario lain menyebutkan tambahan inflasi yang dipicu kenaikan BBM bisa mencapai 3,5 persen sehingga inflasi menjadi 9,1 persen.
Padahal, lanjut Prasetyantoko, daya beli masyarakat selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Produk domestik bruto (PDB) lebih dari 50 persen disumbang oleh konsumsi domestik. “Untuk itu, butuh mekanisme fiskal untuk mempertahankan daya beli masyarakat,” jelas dia.
Pengamat ekonomi, Yanuar Rizky, menambahkan kenaikan harga BBM tidak hanya memukul kelompok masyarakat bawah, tetapi juga kelompok menengah tengah. Bahkan, sekitar 90 persen masyarakat Indonesia akan menurun daya belinya. “Kalau kelompok masyarakat bawah yang masuk skema BLT (Bantuan Langsung Tunai), BBM naik atau tidak, mereka sudah terganggu daya belinya,” ujar dia.
Yanuar mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini cukup tinggi, sekitar 6,5 persen, dari target awal APBN 2012 sebesar 6,7 persen sebelum diturunkan menjadi 6,5 persen. Akan tetapi, kontribusi pertumbuhan bukan dari kegiatan ekonomi rakyat, melainkan dari sektor keuangan.
“Taruhlah kombinasi pelaku pasar modal dan perbankan 10 persen. Jadi sebetulnya 90 persen masyarakat rentan terkena dampak kenaikan BBM ini. Kalau 10 persen sisanya, mereka bisa hidup dari transaksi keuangan,” tegas dia.
Ia mengingatkan pemerintah semestinya mencermati fakta bahwa kelompok masyarakat mampu yang lebih tahan dengan dampak inflasi dari kenaikan harga BBM sebenarnya sangat sedikit dibandingkan total penduduk 240 juta jiwa. “Yang jelas, dampak dari kenaikan harga BBM ini bakal menyebar ke mana-mana,” jelas Yanuar.
Efisiensi Anggaran
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Aris Yunanto, menilai pola
yang terjadi di Indonesia selama ini adalah laju inflasi terdorong oleh pertumbuhan ekonomi. Namun, yang terjadi sekarang adalah inflasi terjadi lebih dahulu dibanding pertumbuhan.
Aris mengingatkan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan pelajaran bagi pengelolaan anggaran. Pertama, dalam perencanaan anggaran. Kedua, efisiensi belanja pemerintah. Ketiga, pemerintah harus mampu meningkatkan produksi minyak dan gas dan tengah terus meningkatnya kebutuhan BBM.
Bahkan, pemerintah kerap memberikan terminologi yang salah soal subsidi BBM. Faktanya, biaya produksi BBM di Indonesia lebih rendah dari harga jual sehingga tidak ada unsur subsidinya. Bahkan, harga premium 6.000 per liter sejatinya setara dengan harga minyak 104 dollar AS per barel.
Dengan demikian, tidak ada lagi subsidi negara. Aris juga menilai pemerintah tidak berkutik sehingga mengurangi hak rakyat mendapatkan fasilitas negara, namun memosisikan diri tidak berdaya untuk menekan penambahan utang. Dalam APBN-P 2012, pembayaran utang pokok dan bunga utang mencapai total 170 triliun rupiah.
Menurut Yanuar, ancaman APBN yang kolaps jika tanpa menaikkan harga BBM, terjadi akibat desain kebijakan anggaran salah sejak awal. Pemerintah tidak memiliki manajemen risiko untuk mengatasi gejolak harga minyak dunia. Karena itu, sangat tidak adil kalau kesalahan pemerintah ini dibebankan pada rakyat.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Masyarakat
menjadi resah jika pemerintah menaikkan harga BBM. Sebagaimanatelah kita ketahui jika harga BBM naik, makahargapokoklainnyaakannaik pula. Namun, sudahdijelaskan pada hakekatnya DPR telah memahami besaran
subsidi sekarang ini sudah sampai pada level pemborosan uang negara untuk
belanja yang sia-sia. Realisasi belanja subsidi BBM dalam APBN pun senantiasa
melampaui pagu yang ditetapkan. Pada APBN-P 2012, realisasi subsidi menyentuh
Rp 211,8 triliun. Atau 154,2 persen terhadap pagu Rp 137,3 triliun. Pada APBN
2013, subsidi BBM ditetapkan Rp 193,8 trilun. Pemerintah pun ingin harga
premium atau BBM subsidi dinaikkan secara bertahap Rp 500 per liter tiap
triwulan/tiga bulan sekali. Pemerintah juga berupaya mencari solusi salah
satunya dengan rencana konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG). Namun pemerintah
sepertinya juga memiliki kendala dalam perencanaannya tersebut secara teknis
dan non teknis. Kendala teknis, yaitu mulai dari konverter kit yang harus
diimpor, penyiapan bengkel hingga sumber daya manusia.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dengan kita mengetahui analisis
pendapatan nasional untuk perekonomian tertutup sederhana dan pertumbuhan
ekonomi, kita dapat mengetahui bahwa pertumbuhan ekonomi disuatu Negara didapat
dari beberapa faktor-faktor yang saling berhubungan yang mempengaruhi
pendapatan nasional, dan dengan mengetahui faktor-faktor tersebut mungkin kita
bisa melakukan hal-hal yang dapat memajukan Negara kita sendiri untuk lebih
berkembang dan lebih maju lagi. Karena menentukan perekonomian maju atau tidak
itu adalah kita sendiri sebagai warga Negara, dan apakah Negara kita akan bisa
maju atau tidak.
6.2 Penutup
Demikian makalah yang telah kami
selesaikan, mungkin dalam makalah kami masih banyak sekali kekurangannya. Kami
juga membutuhkan kritik dan saran kepada pembaca sekalian, supaya kami bisa
lebih mempelajari lagi dari makalah yang telah kami buat dan semoga kami bisa
memperbaikinya. Dan semoga makalah kami ini bermanfaat bagi para pembaca
sekalian.
Daftar
Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/analisis-pendapatan-nasional-untuk-perekonomian-tertutup-sederhana-dan-pertumbuhan-ekonomi/
http://disclamaboy.wordpress.com/2012/03/08/analisis-pendapatan-nasional-untuk-perekonomian-tertutup-sederhana-dan-pertumbuhan-ekonomi/
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/85551
0 Komentar untuk "Analisis Pendapatan Nasional Untuk Perekonomian Tertutup Sederhana"
Saya usahain akan balas semua coment dari kalian..☺
Note: Only a member of this blog may post a comment.