Perayaan Gawai Dayak Di Provinsi Kalimantan Barat INDONESIA
Seni dan budaya menjadi perekat kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kebudayaan ada olah rasa. Dengan olah rasa itu, akan timbul rasa menghargai dan mencintai. Cinta adalah akar persatuan.
Pekan Gawai Dayak yang digelar sesudah panen yang rutin dilakukan mulai tanggal 20 Mei ditandai dengan acara pawai. Acara tahunan ini memang memiliki tradisi memakai busana Dayak, lengkap dengan membawa senjata maupun atribut budaya lainnya.
Sejarah :
Gawai Dayak merupakan perayaan untuk mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Jubata (Tuhan) atas hasil panen yang melimpah, diadakan di Kalimantan Barat dan Sarawak oleh suku asli Kalimantan Barat dan Sarawak, terutama Iban dan Dayak Darat. Gawai Dayak merupakan hari perayaan panen dan mulai diadakan secara besar-besaran sejak 25 September 1964, apabila Gawai Dayak dimaksudkan sebagai hari perayaan resmi. Sambutan Gawai Dayak pada tingkat negara Malaysia adalah pada 1 Juni 1965.
Sejak tahun 1986 Gawai Dayak sudah mendapatkan pendanaan dari pemerintah daerah dan bukan hanya sebagai pengembangan budaya sesungguhnya Gawai Dayak juga merupakan sarana pengembangan pariwisata bagi Kalimantan Barat. Gawai Dayak juga merupakan sebuah sarana pengikat hubungan kekeluargaan sesama suku Dayak, sebagai suatu tradisi yang sangat luhur, yang telah dilaksanakan secara turun temurun. Gawai Dayak selalu dilaksanakan setiap tahun.
Pada tahun 1992 nama Gawai Dayak diubah menjadi Pekan Gawai Dayak, yang artinya perayaan ini dicanangkan untuk dilaksanakan selama sepekan. Selama sepekan perayaan adat ini berlangsung dengan meriah. Sampai saat ini, Pekan Gawai Dayak merupakan sebuah event tahunan yang paling ditunggu-tunggu baik oleh masyarakat Dayak maupun masyarakat umum. Karena perayaan ini bukan hanya sebagai sebuah sarana mempererat hubungan antar suku Dayak tetapi juga sebagai sarana hiburan bagi masyarakat umum dan sebagai upaya untuk tetap melestarikan budaya leluhur.
Kalimantan Barat merupakan provinsi dengan mayoritas penduduk bersuku Melayu dan Dayak. Suku Dayak merupakan kelompok etnis terbesar di Kabupaten Bengkayang, Landak, Sanggau, Sintang, dan Sekadau, sementara di Kabupaten Kapuas Hulu suku Dayak dan Melayu tersebar merata. Masing-masing suku Dayak yang tersebar di berbagai wilayah ini mempunyai ritual tahunan yang dilaksanakan sesudah panen, sebuah upacara sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya panen dan perlindungan yang diberikan oleh Jubata (Tuhan).
Proses Upacara :
Pelaksanaan upacara ini juga di lakukan di daerah masing-masing, dengan nama yang berbeda-beda pula. Ada yang menamainya dengan Gawai, Naik Dango', Maka' Dio', dan Pamole' Beo'. Perayaan ini dilakukan oleh semua penduduk kampung di daerah masing-masing, ritual di pimpin oleh seorang ketua adat atau orang yang ditunjuk untuk memimpin ritual tersebut (biasanya tetua kampung). Orang yang ditunjuk untuk memipin ritual akan berdoa dengan bahasa Dayak dan membaca mantra untuk roh para leluhur, kemudian sesudah berdoa dan membaca mantra dilanjutkan dengan makan bersama.
Gawai Dayak mempunyai beberapa upacara yang dijalankan di kota dan lamin (rumah panjang). Persembahan pelbagai makanan dan tuan di persembahkan kepada dewa padiuntuk hasil yang baik. Penyair akan membaca mantera yang khusus untuk upacara ini dan melumur darah ayam jantan pada bahan persembahan.
Setelah upacara ini, perayaan Gawai Dayak akan dimulai secara resmi. Sebatang pokok yang dikenali sebagai 'ranyai' akan didirikan di tengah ruang dan dihiasi dengan makanandan minuman. Mereka juga akan mengunjungi keluarga dan sahabat yang disebut sebagai 'ngabang'. Pakaian tradisional akan dikenakan, dan perhiasan manik orang ulu akan dikeluarkan untuk dipakai pada hari itu. Perawan Iban juga akan mengenakan perhiasan perak tradisional. Pesta Gawai Dayak ditutup dan berakhir dengan penurunan pokok ranyai tersebut.
0 Komentar untuk "Perayaan Gawai Dayak Di Provinsi Kalimantan Barat"
Saya usahain akan balas semua coment dari kalian..☺
Note: Only a member of this blog may post a comment.