MAKALAH
MANAJEMEN SUMBER DAYA
ALAM
( BUDIDAYA SELADA
HIDROPONIK)
DOSEN PENGAMPU
Drs.SYAMSUDDINAZIZ, M.Ap
DISUSUN OLEH
BEJO
160131
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
WIDYA PRAJA TANAH GROGOT
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas karunia,taufiq
dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas penulis dalam mata kuliah Manajemen sumber
daya alam yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat tidak hanya untuk penulis ,namun juga untuk pihak-pihak yang
berkenan meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.
Mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia
biasa yang tak luput dari salah dan dosa, penulis menyadari bahwa makalah ini
sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritikan dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Agar kedepannya penulis bisa lebih baik
lagi. Salah dan khilaf penulis mohon maaf. kepada Allah, penulis mohon ampun.
Tanah Grogot, 22 Oktober 2017
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sumber
daya alam merupakan unsur lingkungan yang terdiri atas sumber daya alam hayati,
sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu aset
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebagai modal
dasar pembangunan sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi
dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang
dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal
dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa
mendatang.
alam
memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsipekoefisiensi.
Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan
kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan
sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama
pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung
kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa
terganggu.
1.2
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah mencoba menganalis budidaya tanaman
secara hidroponik yang dapat dibudidayakan secara mudah dan memberikan
keuntungan yang besar .
1.Apa itu Budidaya
secara Hidroponik
2. Bagaimana Tehnik
Budidaya Tanaman selada secara Hidroponik
3. Bagaimana analisis
usaha tani selada hidroponik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
KONSEP
1.
Klasifikasi
Tanaman Selada
Menurut
Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah
sebagai berikut:
Kingdom
:Plantae
Divisio :Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Spesies : Lactuca sativa L.
Tanaman selada
memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menempel pada
batang, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20-50 cm atau lebih.
Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap oleh akar serabut.
Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi (Rukmana, 1994).
2.
Morfologi Tanaman Selada
Daun selada memiliki bentuk, ukuran
dan warna yang beragam, bergantung varietasnya. Daun selada krop berbentuk
bulat dengan ukuran daun yang lebar, berwarna hijau terang dan hijau agak
gelap. Daun selada memiliki tangkai daun lebar dengan tulang daun menyirip.
Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila
dimakan, serta memiliki rasa agak manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran
panjang 20-25 cm dan lebar 15 cm (Wicaksono, 2008).
Tanaman selada memiliki batang
sejati. Batang selada krop sangat pendek dibanding dengan selada daun dan
selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar
yang berada di dalam tanah. Diameter batang selada krop juga lebih kecil yaitu
berkisar antara 2-3 cm dibanding dengan selada batang yang diameternya 5,6-7 cm
dan selada daun yang diameternya 2-3 cm (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Bunga selada berbentuk dompolan
(inflorescence). Tangkai bunga bercabang banyak dan setiap cabang akan
membentuk anak cabang. Pada dasar bunga terdapat daun - daun kecil, namun
semakin ke atas daun tersebut tidak muncul. Bunganya berwarna kuning. Setiap
krop panjangnya antara 3-4 cm yang dilindungi oleh beberapa lapis daun
pelindung yang dinamakan volucre. Setiap krop mengandung sekitar 10-25 floret
atau anak bunga yang mekarnya serentak (Ashari, 1995).
Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih,
berbulu, agak keras, berwarna coklat, serta berukuran sangat kecil, yaitu
panjang empat milimeter dan lebar satu milimeter. Biji selada merupakan biji
tertutup dan berkeping dua, dan dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
3. Syarat
Tumbuh
Selada
dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah. Namun, hampir semua
tanaman selada lebih baik diusahakan di dataran tinggi. Padapenanaman di
dataran tinggi, selada cepat berbunga. Suhu optimum bagi pertumbuhannya adalah
15-20o C (Sunarjono, 2003).
Tanaman
ini umumnya ditanam pada penghujung musim penghujan, karena termasuk tanaman
yang tidak tahan kehujanan. Pada musim kemarau tanaman ini memerlukan
penyiraman yang cukup teratur. Selain tidak tahan terhadap hujan, tanaman
selada juga tidak tahan terhadap sinar matahari yang terlalu panas (Suprayitno
,1996).
Daerah
- daerah yang dapat ditanami selada terletak pada ketinggian 5-2.200 meter di
atas permukaan laut. Selada krop biasanya membentuk krop bila ditanam di
dataran tinggi, tapi ada beberapa varietas selada krop yang dapat membentuk
krop di dataran rendah seperti varietas great lakes dan Brando (Haryanto dkk,
1996).
2.2 PROSES
1.
Alat dan Bahan
a. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1)Solder Lisrik
2)
Pisau Silet Lipat,
3)Nampan
Plastik
4)
Botol Air Mineral Bekas Volume 1,5 liter,
5) Gelas Air Mineral Bekas,
b. Bahan
Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
1) Benih
Selada sebanyak 5 gram,
2) Arang
Sekam
3) Nutrisi
Hidroponik
2.
Pelaksanaan Penelitian
a. Membuat arang sekam
Kulit
padi di bakar sampai semua berwarna hitam kemudian disiram air agar apinya mati
supaya proses pembakaran tidak berlanjut dan kulit padi menjadi abu. Cara
membakar sekam padi adalah denga meletakkan corong atau pipa besi yang sudah
dilubangi atau kawat ayak pasir yang digulung menyerupai pipa di tanah kemudian
tumpukkan sekam padi disekeliling corong aau pipa. Lakukan pembakara kertas
koran atau kertas apa saja dan masukkan ke dalam corong sehingga proses
pembakaran dimulai dari tengah tumpukan dan dari bawah. Proses pembakaran
berlansung tergaung banyaknya media sekam yang dibakar.
b. Persemaian bibit selada
Media
perkecambahan berupa Arang Sekam yang disebar di dalam nampan plastik secara
merata. Buat larikan sedalam 1 cm dengan jarak antar baris 2 cm, kemudian semai
biji selada dan tutupi lubang larikan dengan arang sekam sampai rata. Siram
secukupnya dan tutup dengan naungan plastik.
c. Membuat Wadah Media Hidroponik
Wadah
dibuat dari botol dan gelas air mineral bekas. Botol air mineral di lubangi
pada kedua ujungnya di satu sisi sejajar seukuran dengan besar gelas air
mineral. Gelas air mineral dilubangi di sekujur gelas dengan menggunakan solder
listrik.
Dalam
penelitian ini dibuat botol air mineral sebanyak 25 botol dan 50 gelas air
mineral. Artinya tanaman selada yang akan ditanam adalah sebanyak jumlah gelas
air mineral yakni 50 batang.
d. Membuat Nutrisi Hidroponik
Nutrisi stok A dan stok B dilarutkan bersama
dengan air dengan perbandingan setiap 5 ml nutrisi stok A dan 5 ml nurisi stok
B dilarutkan dengan air 1 liter. Jika dibutuhkan air sebanyak 100 liter maka
dibutuhkan nutrisi 500 ml sok A dan 500 ml stok B. Sesudah larutan dicampur dan
diaduk secara merata maka larutan sudah siap dituangkan kedalam wadah botol air
mineral sebanyak ¾ volume botol.
e. Pemindahan ke
media Hidroponik
Bibit
selada dapat di pindahkan ke dalam media hidroponik setelah berumur 20 hari
setelah semai. Bibit selada di besarkan dalam wadah hidroponik ini sampai panen
selama 55 – 60 hari setelah semai.
2.3
PERENCANAAN DAN PEMBIAYAAN
Perkiraan analis
Budidaya Selada secara hidroponik adalah sebagai berikut :
1. Biaya
Tetap
a. Sewa
lahan Rp.0 ,-/ha/tahun ( dapat
diabaikan)
Sewa
lahan dapat diabaikan karena tidak membutuhan lahan yang luas yaitu hanya membutuhkan
lahan 2 meter/50 batang selada atau 40 meter/ 1000 batang
b. Rumah
kaca sederhana : 40 m2
@Rp
50.000,-/m2 untuk 5 Tahun.
= Rp 2.000.000
Jadi
untuk 1 tahun Rp 400.000,-
=Rp 80.000,-/panen
(setahun
diperkirakan 5 kali tanam)
c. Tandon
air 100 liter 1 buah ( untuk 1 tahun)
= Rp 100.000,-
Jadi
=Rp 20.000,-/panen
d. Gelas
air mineral ( untuk 1 tahun)
1000
buah @ Rp 50,- =
Rp 50.000,-
Jadi
=Rp 5000,- /panen
e. Botol
air mineral ( untuk 1 tahun)
500
botol @Rp 500.000,-
= Rp 250.000
Jadi
= Rp 5000,- /panen
Biaya
Penyusutan
= Rp 110.000/panen
Biaya tetap =
Rp 2.400.000
2. Biaya
tidak tetap
a. Bahan
bakar minyak Rp.0,-
b. Arang
sekam Rp.0,- x 1000 pohon Rp 0,-
c. Pemakaian
Listrik Rp 0,-
d. Benih
Selada 10 gram
=Rp 30.000,- /sekali tanam
e. Larutan
nutrisi Rp 40 x 1000 pohon
= Rp 40.000,-/sekali tanam
Harga : 80.000 Untuk 1Set nutrisi A dan Nutrisi B, Dapat jadi
5 Liter larutan pekat dan bisa digunakan untuk 1000 liter larutan siap pakai.
Per botol membutuhkan air nutrisi 1 liter
f. Pupuk
daun
=Rp
50.000,-/sekali tanam
g. Pestisida
=Rp
50.000,-/ sekali tanam
h. Tenaga
kerja pengawas Rp.0,-/bulan
Biaya tidak
tetap sekali tanam
=Rp 170.000/
sekali tanam
Biaya sekali
tanam
Biaya
penyusutan + biaya tidak tetap
Rp 110.000 + Rp 170.000
=
Rp 280.000
3. Bunga
Pinjaman 5% dari total biaya produksi Rp 14.000
4. Biaya
tak terduga 5% dari total biaya produksi Rp 14.000
Total
biaya produksi sekali tanam = Rp 308.000
Total
biaya Investasi tahun I = biaya tetap + biaya tidak tetap
= Rp 2.598.000
2.4
HASIL
Setiap tanaman
selada rata-rata mampu berproduksi sebanayak 0,3 kg, sehingga seluruh tanaman
selada yang di budidayakan yakni 1000 batang mampu menghasilkan sebanyak 300
kg. Hraga untuk selada saat penelitian ini dilakukan yaitu
Rp 15.000/kg.
1000batang
x 0,3 kg x Rp 15.000 = Rp 4.500.000/sekali panen
2.5
KEUNTUNGAN
Hasil produksi – Total Biaya
Produksi/ sekali tanam
Rp
4.500.000 – Rp 308.000 = Rp 4.192.000 / sekali panen
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menurut
data tersebut dapat disimpulkan usaha ini layak diterapakan
Karena
pada tahun ke-1 usaha ini sudah kembali modal dan mampu berjalan sendiri tanpa
mengandalkan pinjaman.
3.2
Saran
Berdasarkan
hasil analisis usaha yang memperlihatkan begitu besar keuntungan yang didpat
dengan resiko yang kecil maka saya menyarankan agar masyarakat dapat mulai
mencoba tehnik budidaya seperti ini , dengan mengubah media tanah ke budidaya
hidroponik yang sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Rukmana, Rahmad. 1994.
Bertanam Selada dan Andewit. Kanisius. Yogjakarta.
Wicaksono, A. 2008.
Penyimpanan Bahan Makanan Serta Kerusakan Selada.
Skripsi . Fakultas
Politeknik Kesehatan. Yogyakarta
Rubetzky, V. E. dan M.
Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2. Institut Teknologi Bandung. Bandung
Ashari, S. 1995.
Hortikultura, Aspek Budidaya. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.
Suprayitno, 1996. Menanam
dan Mengolah Selada Sejuta Rasa. CV Aneka. Solo.
Haryanto, E., T.
Suhartini dan E. Rahayu, 1996, Sawi dan Selada, Penerbit Swadaya, Jakarta.
Abi-maryam.blogspot.co.id
0 Komentar untuk "MANAJEMEN SUMBER DAYA ALAM ( BUDIDAYA SELADA HIDROPONIK)"
Saya usahain akan balas semua coment dari kalian..☺
Note: Only a member of this blog may post a comment.