MAKALAH
MANAJEMEN SUMBER DAYA ALAM
(BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI)
DOSEN PENGAMPU
Drs.SYAMSUDDINAZIZ, M.Ap
DISUSUN
OLEH
BEJO
160131
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
WIDYA PRAJA TANAH
GROGOT
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas karunia,taufiq
dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas penulis dalam mata kuliah Manajemen sumber
daya alam yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat tidak hanya untuk penulis,namun juga untuk pihak-pihak yang berkenan
meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.
Mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia
biasa yang tak luput dari salah dan dosa, penulis menyadari bahwa makalah ini
sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritikan dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Agar kedepannya penulis bisa lebih baik
lagi. Salah dan khilaf penulis mohon maaf.
Tanah Grogot, 25 Oktober 2017
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….…… ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………...… 1
1.1
LATAR BELAKANG…………………………………………………...…… 1
1.2
TUJUAN PENULISAN……………………………………………...………. 1
1.3
RUMUSAN MASALAH………………………………...……………...…… 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………...…...... 2
2.1KLASIFIKASI
TANAMAN KEDELAI…………………………………...... 2
2.2MORFOLOGI TANAMAN KEDELAI…………………….......………….... 2
2.3 PERENCANAAN & PEMBIAYAAN……………………………………..... 2
2.4 HASIL………………………………………………………………………... 2
2.5 KEUNTUNGAN……………………………………………………………... 2
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………...… 3
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………..…... 3
3.2 SARAN……………………………………………………………………..... 3
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 3
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sumber
daya alam merupakan unsur lingkungan yang terdiri atas sumber daya alam hayati,
sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu aset
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebagai modal
dasar pembangunan sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi
dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang
dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal
dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa
mendatang.
Manusia
memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsipekoefisiensi.
Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan
kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya
keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka
prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat
mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah
kehidupan bisa terganggu.
1.2
Tujuan Penulisan
1. Memberikan pengetahuan cara budidaya tanaman kedelai yang baik
dan benar.
2. Memberikan informasi tentang cara pengendalian hama penyakit
tanaman kedelai.
1.3
Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara budidaya
tanaman kedelai ?
2. Bagaimana strategi pengendalian hama kedelai
dengan teknik budidaya ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Tanaman Kedelai
Pada
awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan
Soja max . Namun pada tahun 1948 telah disepakatibahwa nama botani yang dapat
diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Menurt
Adisarwanto (2005) klasifikasi tanaman kedelai yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divis i : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divis i : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
2.2 Morfologi Tanaman
Kedelai
A. Akar
A. Akar
Akar kedelai
mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon akar
tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang
terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan
yang cepat dari hipokotil.
Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu kedelai juga seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Pada umumnya, akar adventif terjadi karena cekaman tertentu, misalnya kadar air tanah yang terlalu tinggi.
Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu kedelai juga seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Pada umumnya, akar adventif terjadi karena cekaman tertentu, misalnya kadar air tanah yang terlalu tinggi.
Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu
tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini
didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe
determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman
mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila
pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai
berbunga. Disamping itu, ada varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe
batang mirip keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau
semi-indeterminate(Kanisus,1989). Jumlah buku pada batang tanaman dipengaruhi
oleh tipe tumbuh batang dan periode panjang penyinaran pada siang hari. Pada
kondisi normal, jumlah buku berkisar 15-30 buah. Jumlah buku batang
indeterminate umumnya lebih banyak dibandingkan batang determinate (Hidayat,1985).
Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi kecambah dan
saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua. Bagian batang
di bawah keping biji yang belum lepas disebut hipokotil, sedangkan bagian di
atas keping biji disebut epikotil. Batang kedelai tersebut berwarna ungu atau
hijau (Bertham, 2002).
C. Daun
Umumnya,
bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua
bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan
mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji. Umumnya,
daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk
varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata,
berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Danartidkk,1995). Pada buku pertama tanaman
yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua
buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun
tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak
panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau.
Permukaan daun berbulu halus pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada
ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari
daun yang menempel di bagian bawah batang (Andrianto, 2004).
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan
lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor
genetik. Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan
potensi biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi
sangat cocok untuk varietas kedelaiyang mempunyai bentuk daun lebar. Daun
mempunyai stomata antara 190-320 buah/m² (Irwan, 2006).
2.3 Syarat Tumbuh
Iklim
Iklim
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah
yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi
kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih
baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanamankedelaidibandingkaniklimlembab(Sumarno,1987).
Menurut (Suprapto, 1997) tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanamankedelaimembutuhkancurahhujanantara100-200mm/bulan.
Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 0C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 0C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 0C. Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil (Irwan, 2006).
Menurut (Suprapto, 1997) tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanamankedelaimembutuhkancurahhujanantara100-200mm/bulan.
Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 0C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 0C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 0C. Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil (Irwan, 2006).
BAB
III
METODE PENULISAN
1. Metodeyangdigunakanadalah:Deskriptif
2.
metode sumber informasi melalui : Kajian pustaka dilakukan dengan mencari
literature diinternet.
3.
pengolahan informasi dengan : : Analisis-sintesis
4.
Pengambilan simpulan : berdasarkan hasil pembahasan yang kritis, analitis dan
menyeluruh
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. CARA BUDIDAYA KEDELAI
Teknik Budidaya
Teknik Budidaya
Teknik budidaya
kedelai yang dilakukan sebagian besar petani umumnya masih sangat sederhana,
baik dalam hal pengolahan tanah, pemupukan dan pemberantasan hama/penyakitnya,
sehingga produksinya masih relatif rendah.Sebagian besar petani tidak melakukan
pengolahan tanah (TOT = tanpa olah tanah), terutama tanah bekas padi atau tebu.
Tanah hanya dibersihkan dari je-rami padi dan daun tebu, yang selanjutnya bibit
kedelai ditebar atau ditugal terlebih dahulu untuk lubang untuk penanaman biji
kedelai. Selain itu kualitas bibitnya kurang baik, sehingga produksinya relatif
rendah.
Dalam hal pemupukan, sebagian besar petani belum melakukannya secara intensif atau semi intensif. Tidak menggunakan pupuk sama sekali atau minim sekali jumlahnya. Demikian juga dalam hal pemberantasan hama penyakit dapat dikatakan kurang sekali, sehingga banyak kerugian atau rendahnya produksi akibat serangan hama penyakit. Teknik produksi yang cukup intensif adalah sebagai berikut :
Dalam hal pemupukan, sebagian besar petani belum melakukannya secara intensif atau semi intensif. Tidak menggunakan pupuk sama sekali atau minim sekali jumlahnya. Demikian juga dalam hal pemberantasan hama penyakit dapat dikatakan kurang sekali, sehingga banyak kerugian atau rendahnya produksi akibat serangan hama penyakit. Teknik produksi yang cukup intensif adalah sebagai berikut :
Seleksi Bibit Kedelai
Bibit yang baik adalah berukuran besar, tidak cacat, berwarna
seragam (putih, kekuning-kuningan). Jumlah bibit antara 40 – 50 kg per ha untuk
tanaman monokultur, sedangkan untuk tanaman tumpangsari dengan jagung, yaitu 30
kg biji kedelai dan jagung 20 kg per ha.
Pengolahan Tanah
Di lahan
kering dengan tanaman tumpang sari, tanah diolah dua kali dengan alat bajak dan
luku, sedangkan di sawah dengan tanaman monokultur, tanah dibersihkan dari
jerami, kemudian tanah diolah satu kali.Untuk tanah yang pH-nya rendah, diberi
kapur atau dolomit antara 200 – 300 Kg per ha. Pada saat ini juga tanah diberi
pupuk dasar, yaitu pupuk SP-36 sebanyak 100 Kg untuk monokultur, sedangkan bila
tumpang sari dengan jagung dosisnya adalah sebanyak 200 kg – 250 kg per ha.
Penanaman Kedelai
Untuk tanaman monokultur, biji
kedelai dimasukan dalam lubangang telah dibuat. Untuk tanaman tumpang sari,
biji jagung ditanam ter-lebih dahulu dan 2 – 3 minggu kemudian baru ditanam
kedelai.Cara tanam yang terbaik untuk memperoleh produktivitas tinggi
yaitu dengan membuat lubang tanam memakai tugal dengan kedalaman antara 1,5 – 2
cm. Setiap lubang tanam diisi sebanyak 3 – 4 biji dan diupayakan 2 biji yang
bisa tumbuh. Observasi di lapangan dijumpai bahwa setiap lubang tanam diisi 5
biji, bahkan ada yang sampai 7 – 9 biji sehingga terjadi pemborosan benih yang
cukup banyak. Di sisi lain, pertumbuhan tanaman mengalami etiolisasisehingga
dapat mengakibatkan tanaman menjadi mudah roboh. Kebutuhan benih yang optimal
dengan daya tumbuh lebih dari 90% yaitu 50 – 60 kg/ha. Penanaman ini dilakukan
dengan jarak tanam 40 cm x 10 – 15 cm. Pada lahan subur, jarak dalam barisan
dapat diperjarang menjadi 15 – 20 cm. Populasi tanaman yang optimal berkisar
400.000 – 500.000 tanaman per hektar. Penempatan arah tanam di daerah tropik
tidak menunjukkan perbedaan antara ditanam arah timur-barat dengan
utara-selatan. Hal 23 yang terpenting yaitu arah tanam harus sejajar dengan
arah saluran irigasi atau pematusan sehingga air tidak menggenang dalam
petakan.
Tabel Jarak Tanam Kedelai Pada Berbagai Keadaan Lingkungan
Lingkungan
|
Jarak tanam
(cm x cm)
|
Populasi
Tanaman/Ha
|
a. Tanah kurus atau air kurang
b. Kesuburan tanah sedang, pengairan cukup
c. Tanah subur, pengairan cukup
|
10 x 35
10 x 40
20 x 20
15 x 25
10 x 50
5 x 50
10 x 45
15 x 35
15 x 40
20 x 25
20 x 30
15
x 45
7,5
x 45
15
x 50
20
x 35
20
x 40
25
x 25
25
x 30
|
571.428
500.000
500.000
533.333
400.000
400.000
444.444
380.952
333.332
400.000
333.333
296.296
296.296
266.666
285.714
250.000
320.000
266.666
|
Penyiangan Dan Pemupukan
Penyiangan
dilakukan setelah tanaman berumur 30 – 35 hari, dan setelah itu langsung
dipupuk, yaitu untuk tanaman monokultur dengan 50 kg urea dan 50 kg KCl. Bila
kondisinya masih kurang baik, maka penyiangan dilakukan lagi pada umur 55
hari.Sedangkan untuk tanaman tumpangsari penyiangan dilakukan pada umur jagung
40 – 45 hari dan setelah itu diberi pupuk sebanyak 350 kg urea dan 100 kg KCl.
Pengairan/Drainase
Untuk memperoleh pertumbuhan yang baik, maka bila kekurangan air, tanaman
perlu diberi pengairan, terutama pada umur 1 – 50 hari. Demikian pula bila
tanahnya terlalu banyak air, perlu adanya drainase.
Panen
Panen kedelai dilakukan bila sebagian daunnya sudah kering. Caranya
adalah dengan mencabut batang tanaman, termasuk daunnya. Selanjutnya dijemur
dan setelah kering, batang berbuah tersebut dihamparkan diatas tikar bambu.
Kemudian dipukul-pukul agar bijinya jatuh ketikar. Selanjutnya biji kedelai
dimasukkan dalam karung.
B. Strategi Pengendalian
Hama Kedelai dengan Teknik Budidaya
Salah satu kendala dalam peningkatan
produksi kedelai adalah gangguan hama. Serangan hama pada tanaman kedelai dapat
menurunkan hasil sampai 80%. Tanaman kedelai disukai oleh hama dan penyakit,
terbukti dengan banyaknya hama yang menyerang, yakni hama yang terdapat dalam
tanah, lalat bibit, ulat daun, hama penggerek batang dan hama polong kedelai.
Teknik pengendalian dengan teknik budidaya merupakan
teknik pengendalian yang murah, tidak menyebabkan pencemaran lingkungan dan
mudah dikerjakan oleh petani perseorangan atau kelompok. Untuk mengembangkan
teknik pengendalian ini diperlukan pengetahuan sifat-sifat ekosistem setempat,
khususnya tentang ekologi dan perilaku hama, seperti bagaimana hama memperoleh
berbagai persyaratan bagi kehidupannya termasuk makanan, perkawinan, dan tempat
persembunyian untuk menghindari dari cuaca buruk dan musuh alami. Pengetahuan
tentang biologi dan ekologi hama dapat membantu memahami titik lemah hama,
sehingga dapat diketahui fase hidup hama yang paling tepat untuk dilakukan pengendalian. Upaya pengendalian
hama kedelai dengan teknik budidaya dapat dilakukan dengan cara :
1. Penanaman kedelai umur genjah
seperti varietas Grobogan, Malabar, dan Tidar (umur 74-78 hari) merupakan salah
satu usaha untuk memper- pendek akumulasi tanaman terserang hama, mengurangi
kesesuaian ekosistem dan mengganggu penyediaan makanan atau keperluan hidup hama.
2. Penggunaan varietas tahan
hama, seperti Lumajang Bewok, Gumitir, Tidar, Kerinci, dan Agropuro yang tahan
hama lalat bibit. Varietas Ijen, Panderman dan Argopuro tahan ulat grayak.
Varietas Gumitir dan Ar gopuro tahan hama penghisap polong. Penanaman varietas
tahan merupakan teknik budidaya untuk mengurangi dampak kerusakan tanaman dan
mengurangi kesesuaian ekosistem hama.
3. Penggunaan tanaman perangkap
jagung dengan berbagai umur (genjah sedang dan dalam) yang ditanam di
sekeliling pematang areal pertanaman kedelai dapat mengurangi serangan hama
ulat polong kedelai. Penanaman tanaman perangkap Sesbania rostata di pematang
dapat mengurangi serangan hama penghisap polong.
4. Rotasi atau pergiliran tanaman
antara kedelai, padi, atau dengan tanaman bukan kacang-kacangan dapat memutus
siklus hama dan menekan populasi hama kedelai seperti lalat kacang, kutu
kedelai (Bemisia tabaci), ulat jengkal, kumbang kedelai, kepik polong dan
penggerek polong.
C. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI
Perkembangan tanaman kedelai selama 10 tahun
terakhir menunjukkan penurunan yang cukup besar, lebih dari 50%, baik dalam
luasan areal maupun produksinya. Pada tahun 1992, luas areal tanaman kedelai
mencapai 1,6 juta ha, sedangkan pada tahun 2003, luas areal hanya 600.000 ha.
Total produksi selama periode yang sama menurun dari 1,9 juta ton menjadi 700
ribu ton. Ada dua masalah yang saling terkait dan berpengaruh terhadap
perkembangan kedelai, yaitu faktor teknis dan sosial-ekonomi. Faktor teknis
yang berpengaruh terhadap perkembangan kedelai yaitu kualitas 35 benih yang
ditanam, cara tanam, cara pemeliharaan tanaman, serta panen dan penanganan
pascapanen. Adapun faktor sosial-ekonomi yang mempengaruhi usaha tani kedelai
di tingkat petani, diantaranya yaitu luas pemilikan lahan, status tanaman
kedelai, modal, dan resiko. Pertanaman kedelai di Indonesia masih terpusat di
Pulau Jawa (60%); Sumatra (15%); Nusa Tenggara Barat (5%); serta selebihnya
tersebar di Pulau Sulawesi, Kalimantan, Bali, NTT, Maluku, dan Papua. Kondisi
tersebut mencerminkan adanya perbedaan sumber daya yang akhirnya menyebabkan
adanya keragaman dalam usaha tani kedelai yang dilakukan oleh petani. Hal ini
pula yang menyebabkan biaya dan keuntungan yang diperoleh petani bervariasi.
Pengeluaran biaya dalam usaha tani kedelai yang berbeda tersebut antara lain
harga benih, pupuk, pestisida, dan lain-lain.
A. Biaya dan Keuntungan
Untuk
memberi gambaran umum, analisis usaha tani kedelai mengambil data dari salah
satu sentra pertanaman kedelai di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Mojokerto pada
tahun 2004. Adapun asumsi-asumsi yang dipergunakan sebagai berikut : • Lahan
budidaya kedelai seluas 1 ha, berupa lahan sewa. • Upah 1 hari tenaga kerja
pria (HKP) senilai Rp 15.000/hari. • Upah 1 hari tenaga kerja wanita (HKW)
senilai Rp 10.000/hari. • Harga jual biji kedelai saat panen di tingkat petani
Rp 3.000/kg. • Volume produksi sebanyak 2.000 kg. 1. Biaya Secara umum, biaya
yang digunakan pada kegiatan usaha tani dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap
dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan
dalam jumlah yang tetap dan tidak terpengaruh oleh jumlah produk yang akan
dihasilkan. Sementara yang dimaksud dengan biaya tidak tetap adalah jumlah
biaya yang dikeluarkan dan jumlah tersebut akan berpengaruh terhadap jumlah
produk yang dihasilkan. Ini berarti, semakin besar produk yang dihasilkan maka
akan semakin besar pula jumlah biaya yang harus dikeluarkan.
a.
Biaya tetap Biaya tetap yang diperlukan pada kegiatan
usaha tani kedelai seluas 1 ha selama satu musim tanam (3 bulan) sebagai
berikut :
• Sewa lahan 1 ha
......................................................Rp 500.000
b.
Biaya tidak tetap (variabel) Biaya tidak tetap pada
usaha tani kedelai sebagai berikut :
• Biaya benih kedelai sebanyak 60 kg
@ Rp 5.000/kg
.........................................................Rp 300.000
• Biaya pupuk
1)
Pupuk urea sebanyak 50 kg
@ Rp 1.450
.........................................................Rp 72.500
2) Pupuk SP36 sebanyak 50 kg
@ Rp 2.100
........................................................Rp 105.000
3) Pupuk KCl sebanyak 50 kg
@ Rp 2.250
........................................................Rp 112.500
Total
biaya pupuk ...............................................Rp 290.000
• Biaya pestisida
1) Padat 1 kg
@ Rp 15.000 ......................................Rp
15.000
2)
Cair 1 liter
@
Rp 100.000 ...................................Rp 100.000
Total
biaya pestisida ...........................................Rp 115.000
• Biaya tenaga kerja (penyiapan lahan, tanam, pemeliharaan,
panen, dan proses)
1)
70 HKW
@ Rp
10.000 ........................................Rp 700.000
2)
40 HKP
@ Rp 15.000 .........................................Rp
600.000
Total biaya tenaga kerja ..................................Rp
1.300.000
Total biaya variabel
.........................................Rp 2.005.000
Total biaya produksi
= Biaya tetap + Total biaya variabel
= Rp 500.000 + Rp 2.005.000
= Rp 2.505.000
2.
Pendapatan dan keuntungan Produksi biji kedelai yang diperoleh dari luas areal
tanam 1 ha selama satu musim tanam (3 bulan) mencapai 2 ton/ha. Bila harga jual
pada saat panen dapat mencapai Rp 3.000/kg maka pendapatan yang diperoleh
petani sebagai berikut :
Pendapatan = Volume produksi x Harga jual
= 2.000 kg x Rp 3.000/kg
= Rp 6.000.000
Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani kedelai seluas 1 ha
sebagai berikut :
Keuntungan = Pendapatan – Total biaya produksi
= Rp 6.000.000 – Rp 2.505.000
= Rp 3.495.000
B.
Analisis
Kelayakan Usaha
Penilaian suatu kelayakan
usaha tani dilakukan dengan beberapa cara, antara lain return of investment
(ROI) dan perbandingan biaya dengan pendapatan (benefit cost ratio, B/C rasio).
1. Return of investment (ROI) Return of investment merupakan ukuran
perbandingan antara keuntungan dengan total biaya produksi. Cara ini digunakan
untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal atau mebgukur keuntungan
usaha tani dalam kaitannya dengan jumlah modal yang diinvestasikan. Perhitungan
ROI dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
ROI = Pendapatan
Total biaya
produksi
= Rp 6.000.000
= 2,39
Rp
2.505.000
Nilai ROI
untuk usaha tani kedelai sebesar 2,39. Berarti, setiap modal Rp 1 yang
dikeluarkan untuk usaha tani kedelai akan 38 menghasilkan keuntungan sebesar Rp
2,39. Dengan demikian, usaha tani kedelai tersebut dinilai efisien dalam
penggunaan modal.
2. Benefit cost ratio (B/C rasio)
Benefit cost
ratio (B/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara keuntungan bersih
dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan usaha taninya.
Bila nilai B/C rasio lebih besar dari 1, berarti usaha tani tersebut layak
untuk dilaksanakan. Sebaliknya, bila nilai B/C rasio lebih kecil dari 1, usaha
tani tersebut tidak layak untuk dijalankan.
Perhitungan
B/C rasio usaha tani kedelai dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
B/C
rasio = Pendapatan
Total biaya produksi
= Rp 3.495.000
= 1,39
Rp 2.505.000
Hasil
perhitungan nilai B/C rasio pada usaha tani kedelai senilai 1,39. Artinya,
setiap satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil penjualan sebesar
1,39 kali lipat. Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani kedelai layak untuk
dikembangkan.
BAB V
KESIMPULAN
Kedelai merupakan salah satu bahan makanan
yang sangat populer di Indonesia. Kedelai mengandung nilai gizi yang tinggi,
kandungan gizi kedelai sangat bermanfaat bagi kesehatan salah satu contohnya
kedelai dapa mencegah kanker. Selain itu kedelai dapat diolah untuk berbagai
bahan pangan seperti tauge, tempe kecap dll. Tanaman kedelai sering diserang
hama dan penyakit maka dari itu upaya pengendalian hama dan penyakit dengan
teknik budidaya dapat dilakukan dengan cara :
• Penggunaan varietas unggul.
• Penggunaan tanaman perangkat jagung.
•Rotasi atau penggiliran tanaman.
• Tumpang sari kedelai dengan jagung. Dengan cara ini dapat mengurangi serangan dari hama dan penyakit.
• Penggunaan varietas unggul.
• Penggunaan tanaman perangkat jagung.
•Rotasi atau penggiliran tanaman.
• Tumpang sari kedelai dengan jagung. Dengan cara ini dapat mengurangi serangan dari hama dan penyakit.
• Varietas
memegang peranan penting dalam perkembangan penanaman kedelai karena untuk
mencapai produktivitas yang tinggi sangat ditentukan oleh potensi daya hasil
dari varietas unggul yang ditanam.
• Tujuan
pembentukan varietas unggul kedelai ini yaitu untuk meningkatkan produktivitas
kedelai yang tidak dapat dipecahkan melalui pendekatan agronomi.
• Tanaman kedelai
dapat tumbuh di berbagai agroekosistem dengan jenis tanah, kesuburan tanah,
iklim, dan pola tanam yang berbeda sehingga kendala satu agroekosistem akan
berbeda dengan agroekosistem yang lain.
• Pertumbuhan
tanaman kedelaiyang optimal tidak akan mempunyai produktivitas yang baik bila
hama dan penyakit tidak dikendalikan dengan baik.
• Salah satu
faktor penting yang dapat menentukan produktivitas kedelai yaitu penanganan
panen dan pascapanen. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain saat
dan umur panen, penjemuran, pembijian, pembersihan biji, dan penyimpanan.
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agraris Kanisus. 1989. Kedelai. Kanisus . Yogyakarta.
Andrianto, I. 2004. Teknologi Budidaya Intensif Tanaman Kedelai di Lahan Sawah. Jurnal Proyek Penelitian dan Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu 17(1): 1−8
Anonim. 2014. Strategi Pengendalian Hama Kedelai dengan Baik dan Benar. -. Retrieved November 20, 2014 from http://disperta.jambiprov.go.id/index.php/news/read/93/Strategi-Pengendalian-Hama-Kedelai-dengan-Teknik-Budidaya
Arifin, Z. 2012. Teknologi Amelioran Pada Budidaya Kedelai. -. Retrieved November 20, 2014 from http://zainalarifin-belillas.blogspot.com/2012/05/teknologi-amelioran-pada-budidaya.html
Arsyad, D.M. dan M. Syam. 1998. Kedelai. Sumber Pertumbuhan produksi dan Teknik Budidaya. Edisi Revisi. Puslitbangtan. 30 hlm.
Bertham, Y.H. 2002. Respon Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) merill) Terhadap Pemupukan Fosfor dan Kompos Jerami Pada Tanah Ultisol”. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia Vol.4 No.2 Hal: 78-83.
Danarti dan Najati, 1995. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penebar Swadaya Jakarta.
Andrianto, I. 2004. Teknologi Budidaya Intensif Tanaman Kedelai di Lahan Sawah. Jurnal Proyek Penelitian dan Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu 17(1): 1−8
Anonim. 2014. Strategi Pengendalian Hama Kedelai dengan Baik dan Benar. -. Retrieved November 20, 2014 from http://disperta.jambiprov.go.id/index.php/news/read/93/Strategi-Pengendalian-Hama-Kedelai-dengan-Teknik-Budidaya
Arifin, Z. 2012. Teknologi Amelioran Pada Budidaya Kedelai. -. Retrieved November 20, 2014 from http://zainalarifin-belillas.blogspot.com/2012/05/teknologi-amelioran-pada-budidaya.html
Arsyad, D.M. dan M. Syam. 1998. Kedelai. Sumber Pertumbuhan produksi dan Teknik Budidaya. Edisi Revisi. Puslitbangtan. 30 hlm.
Bertham, Y.H. 2002. Respon Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) merill) Terhadap Pemupukan Fosfor dan Kompos Jerami Pada Tanah Ultisol”. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia Vol.4 No.2 Hal: 78-83.
Danarti dan Najati, 1995. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penebar Swadaya Jakarta.
Hidayat, O., 1985. Morfologi Tanaman Kedelai pada Lahan
Kering. Badan Penelitian dan Perkembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan
Perkembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Hilman, Y. A. 2004. Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian Kontribusi Terhadap Ketahanan Pangan dan Perkembangan Teknologinya. Dalam Makarim, et al.(penyunting). Inovasi Pertanian Tanaman Pangan. Puslitbangtan Bogor; 95-132 hlm.
Irwan, W.A. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Universitas Padjajaran: Jatinangor.
Nadhifatu, S. 2013. Cara Budidaya Kedelai. -. Retrieved November 12, 2014, from http://syifanadhifatu25.blogspot.com/2013/11/makalah-cara-membudidayakan-kedelai.html
Recha, F. 2011. Budidaya Kedelai. -. Retrieved November 20, 2014 from http://friskacha.blogspot.com/2012/11/makalah-budidaya-kedelai.html
Suprapto. 1997. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya.
Hilman, Y. A. 2004. Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian Kontribusi Terhadap Ketahanan Pangan dan Perkembangan Teknologinya. Dalam Makarim, et al.(penyunting). Inovasi Pertanian Tanaman Pangan. Puslitbangtan Bogor; 95-132 hlm.
Irwan, W.A. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Universitas Padjajaran: Jatinangor.
Nadhifatu, S. 2013. Cara Budidaya Kedelai. -. Retrieved November 12, 2014, from http://syifanadhifatu25.blogspot.com/2013/11/makalah-cara-membudidayakan-kedelai.html
Recha, F. 2011. Budidaya Kedelai. -. Retrieved November 20, 2014 from http://friskacha.blogspot.com/2012/11/makalah-budidaya-kedelai.html
Suprapto. 1997. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya.
0 Komentar untuk "MANAJEMEN SUMBER DAYA ALAM (BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI)"
Saya usahain akan balas semua coment dari kalian..☺
Note: Only a member of this blog may post a comment.