MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN
“AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR”
Tujuan :
Untuk memenuhi Tugas Mata
Kuliah Akuntansi Keuangan
DOSEN
PENGAMPU :
MUSTAQIEM,
S.E , M.Si
DISUSUN
OLEH
NAMA : BEJO
NIM :
160131
KELAS : VI (ENAM)
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI
STIE WIDYA
PRAJA
TAHUN
2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Segala puji kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat beserta hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan baik
,Tugas ini di buat untuk memenuhi kebutuhan nilai dari mata kuliah Akuntansi
Keuangan mengenai “Akuntansi Kewajiban
lancar”
Penyusunan makalah ini
dimaksudkan untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai materi ini. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengundang pembaca untuk bisa memberikan saran serta kritik
yang bersifat membangun agar kedepannya kami bisa membuat makalah yang lebih
baik lagi.
Terima kasih penulis ucapkan dan semoga makalah ini bisa memberikan nilai positif bagi kita semua.
Terima kasih penulis ucapkan dan semoga makalah ini bisa memberikan nilai positif bagi kita semua.
Tana Paser,10 April 2017
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hutang jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan atau transaksi–transaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan penyerahan uang tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan menciptakan hutang baru. Hutang dapat menimbulkan kewajiban keuangan ataupun kewajiban pelaksanaan. Sebagai contoh, kewajiban keuangan misalnya hutang usaha, hutang pajak, hutang deviden, hutang bunga dan sebagainya, sedangkan kewajiban pelaksanaan, misalnya sewa yang diterima di muka, beban yang diterima di muka, uang garansi pembelian dari para pembeli..
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
2. Jenis-jenis Kewajiban Lancar
1.3 Tujuan
1. untuk memahami Pengertian Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
2. Untuk memahami jenis-Jenis kewajiban lancar (Current liabilities)
Hutang jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan atau transaksi–transaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan penyerahan uang tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan menciptakan hutang baru. Hutang dapat menimbulkan kewajiban keuangan ataupun kewajiban pelaksanaan. Sebagai contoh, kewajiban keuangan misalnya hutang usaha, hutang pajak, hutang deviden, hutang bunga dan sebagainya, sedangkan kewajiban pelaksanaan, misalnya sewa yang diterima di muka, beban yang diterima di muka, uang garansi pembelian dari para pembeli..
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
2. Jenis-jenis Kewajiban Lancar
1.3 Tujuan
1. untuk memahami Pengertian Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
2. Untuk memahami jenis-Jenis kewajiban lancar (Current liabilities)
BAB II ISI
AKUNTANSI
KEWAJIBAN LANCAR
2.1 PENGERTIAN
KEWAJIBAN LANCAR
Kewajiban lancar adalah
kewajiban yang diharapkan akan dibayar dalam waktu satu tahun dengan
menggunakan aktiva lancer yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lancer
yang lain. Kewajiban lancar terbagi menjadi dua jenis, yaitu kewajiban lancar
yang sudah pasti (determinable current liabilities) dan Kewajiban
kontinjensi/bersyarat (contingent liabilities)
.
2.2 JENIS-JENIS
KEWAJIBAN LANCAR
2.2.1 UTANG WESEL
Utang wesel adalah kewajiban
berupa janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada
tanggal tertentu di masa yang akan datang kepada pihak lain yang timbul akibat
pembelian barang/jasa, transaksi pinjaman, atau utang jangka panjang yang
segera jatuh tempo. Jenis utang wesel yaitu utang wesel berbunga (interest bearing note)
dan utang wesel tidak berbunga (zero-intereset bearing note)
Contoh wesel :
Tanggal
|
Nama
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||
17/09/10
|
Pembelian/persediaan
|
10.000.000
|
||
Utang Dagang
|
10.000.000
|
|||
17/10/10
|
Utang Dagang
|
10.000.000
|
||
Utang Wesel
|
10.000.000
|
|||
31/12/10
|
Biaya bunga (12% x 10jt
x 75/360)
|
250.000
|
||
Utang Bunga
|
250.000
|
|||
14/02/11
|
Utang Wesel
|
10.000.000
|
||
Utang
Bunga
|
250.000
|
|||
Biaya bunga (12% x 10jt
x 45/360)
|
150.000
|
|||
Kas
|
10.400.000
|
Contoh 2:
Tanggal
|
Nama
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||
01/10/10
|
Kas
|
10.000.000
|
||
Utang Wesel
|
10.000.000
|
|||
31/12/10
|
Biaya bunga (12% x 10jt
x 3/12)
|
300.000
|
||
Utang Bunga
|
300.000
|
|||
01/02/11
|
Utang Wesel
|
10.000.000
|
||
Utang Bunga
|
300.000
|
|||
Biaya Bunga (12% x 10jt
x 1/12)
|
100.000
|
|||
Kas
|
10.400.000
|
Contoh 3:
Tanggal
|
Nama
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||
01/10/10
|
Kas
|
10.000.000
|
||
Diskonto Utang Wesel
|
400.000
|
|||
Utang Wesel
|
10.400.000
|
|||
31/12/10
|
Biaya Bunga (2/3 x 400.000)
|
300.000
|
||
300.000
|
||||
01/02/11
|
Utang Wesel
|
10.400.000
|
||
Kas
|
10.400.000
|
|||
Biaya Bunga (1/3 x
400.000)
|
100.000
|
|||
Diskonto Utang Wesel
|
100.000
|
2.2.2UTANG DIVIDEN
Utang dividen adalah kewajiban perusahaan kepada pemegang saham karena mengumumkan pembagian laba berupa kas atau aktiva lain.
Tanggal
yang terkait dengan pembagian dividen:
Tanggal
pengumuman
: diumumkannya dividen
Tanggal
pendaftaran
: terdaftarnya pemegang saham
Tanggal
pembayaran
: dibayarnya dividen
Contoh:
Tanggal
|
Nama
|
Jumlah
|
|
Debet
|
Kredit
|
||
25/12/07
|
Laba ditahan
|
25.000.000
|
|
Utang Dividen
|
25.000.000
|
||
15/01/08
|
Utang dividen
|
25.000.000
|
|
Kas
|
25.000.000
|
2.2.3UTANG PAJAK
Utang pajak adalah dana yang
dikumpulkan untuk pihak ketiga yang timbul karena perusahaan memungut kas dari
pihak tertentu (misalnya pegawai atau pelanggan) atas nama pihak ketiga.
Utang Pajak
Penghasilan
Tanggal
|
Nama
|
Jumlah
|
|
Debet
|
Kredit
|
||
25/12/07
|
Biaya gaji & Upah
|
100.000.000
|
|
Utang PPh karyawan
|
7.500.000
|
||
Kas
|
92.500.000
|
||
10/01/08
|
Utang PPh Karyawan
|
7.500.000
|
|
Kas
|
7.500.000
|
Utang Pajak Pertambahan Nilai
Nama
|
Jumlah
|
||
Debet
|
Kredit
|
||
Pembelian
|
Pembelian
|
10.000.000
|
|
PPN dibayar di muka
|
1.000.000
|
||
Utang Dagang
|
11.000.000
|
||
Penjualan
|
Piutang dagang
|
16.500.000
|
|
Penjualan
|
15.000.000
|
||
Utang PPN
|
1.500.000
|
||
Penyetoran
|
Utang PPN
|
1.500.000
|
|
PPN
dibayar di muka
|
1.000.000
|
||
Kas
|
500.000
|
2.2.4PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA
Pendapatan yang diterima di muka adalah kewajiban yang timbul
karena diterimanya kas dari pelanggan untuk pesanan barang/jasa yang akan
diserahkan dalam periode yang akan datang
Tanggal
|
Nama
|
Jumlah
|
|
Debet
|
Kredit
|
||
01/12/07
|
Kas
|
12.000.000
|
|
Pendapatan sewa diterima di muka
|
12.000.000
|
||
31/12/07
|
Pendapatan sewa diterima di
muka
|
1.000.000
|
|
Pendapatan sewa (12 jt x 1/12)
|
1.000.000
|
Contoh:
2.2.5Utang Dagang
Utang dagang
adalah kewajiban kepada pihak lain yang timbul akibat pembelian barang/jasa.
Contoh utang dagang (metode bruto):
Tanggal
|
Nama
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||
10/10/10
|
Pembelian
|
5.000.000
|
||
Utang dagang
|
5.000.000
|
|||
20/10/10
|
Utang Dagang
|
3.000.000
|
||
Kas
|
2.940.000
|
|||
Potongan Pembelian
|
60.000
|
|||
10/11/10
|
Utang Dagang
|
2.000.000
|
||
Kas
|
2.000.000
|
Laporan dalam Laporan laba rugi:
Pembelian
5.000.000
Potongan
Pembelian ( 60,000)
Pembelian
neto
4.940.000
Contoh utang dagang (metode netto)
Tanggal
|
Nama
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||
10/10/10
|
Pembelian
|
4.900.000
|
||
Utang Dagang
|
4.900.000
|
|||
20/10/10
|
Utang Dagang
|
2.940.000
|
||
Kas
|
2.940.000
|
|||
10/11/10
|
Utang Dagang
|
2.000.000
|
||
Kas
|
2.000.000
|
|||
Potongan pembelian yg tdk
digunakan
|
40.000
|
|||
Kas
|
40.000
|
2.2.6 Uang
Jaminan Yang Dapat Diminta Kembali
Uang jaminan yang dapat
diminta kembali adalah kewajiban yang timbul sebagai akibat diterimanya uang
tanggungan dari pihak lain.
Uang
tanggungan ini biasanya timbul dalam transaksi penjualan yang memanfaatkan
fasilitas tertentu, misalnya penjualan minuman dalam botol.
Contoh:
Tanggal
|
Nama
|
Jumlah
|
|
Debet
|
Kredit
|
||
01/01/08
|
Kas (10 x 24 x 250)
|
60.000
|
|
Utang Jaminan botol
|
60.000
|
||
15/01/08
|
Utang Jaminan botol
|
54.000
|
|
Kas
(9 x 24 x 250)
|
54.000
|
2.2.7 Biaya Yang
Masih Harus Dibayar
Biaya yang masih harus dibayar
adalah kewajiban yang timbul akibat pengakuan akuntansi terhadap biaya yang
sudah terjadi tetapi belum dibayar, misalnya: utang gaji dan upah, utang sewa,
utang bunga.
Contoh:
Tanggal
|
Nama
|
Jumlah
|
|
Debet
|
Kredit
|
||
31/12/07
|
Biaya Gaji & Upah
|
20.000.000
|
|
Utang gaji & upah
|
18.000.000
|
||
Utang PPh karyawan
|
2.000.000
|
||
01/01/08
|
Utang gaji & upah
|
18.000.000
|
|
Kas
|
18.000.000
|
||
10/01/08
|
Utang PPh karyawan
|
2.000.000
|
|
Kas
|
2.000.000
|
||
PPN
dibayar di muka
|
1.000.000
|
||
Kas
|
500.000
|
2.2.8 Utang Bonus
Utang bonus adalah kewajiban
yang timbul akibat pemberian bonus kepada karyawan pada akhir periode yang
dibayar pada periode berikutnya. Bonus untuk karyawan dapat dihitung dengan
berbagai cara, tergantung kebijakan masing-masing perusahaan. Bonus merupakan
elemen biaya.
Contoh:
t = 40% x (laba –
b)
b = 20% x (laba – b – t)
t = 40% x (1.000.000 –
b)
b = 20% x (1.000.000 – b – (400.000 x 0,4 b)
t = 400.000 x
0,4b
b = 20% (600.000 – 0,6b)
b = 120.000 – 0,12b
1,12b = 120.000
b = 120.000/1,12 =
107.143
Tanggal
|
Nama
|
Jumlah
|
|
Debet
|
Kredit
|
||
31/12/04
|
Biaya Bonus
|
107.143
|
|
Utang bonus
|
107.143
|
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewajiban
lancar adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara layak memerlukan
penggunaan aktiva lancar atau penciptaan kewajiban lancar lainnya. Secara
teoritis, kewajiban harus diukur oleh nilai sekarang pengeluaran kas masa depan
yang diperlukan untuk melikuidasinya. Dalam praktek, kewajiban lancar biasanya
dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada
nilai penuh jatuh temponya. Terdapat beberapa jenis kewajiban lancar (1) hutang
usaha, (2) wesel bayar, (3) jatuh tempo berjalan hutang jangka panjang, (4)
hutang dividen, (5) deposito yang dapat dikembalikan, (6) pendapatan diterima
di muka, (7) hutang pajak, dan (8) kewajiban yang berhubungan dengan karyawan.
Kewajiban jangka pendek dikeluarkan dari kewajiban lancar jika kedua kondisi
berikut dipenuhi: (1) perusahaan harus bermaksud untuk mendanai kembali
kewajiban atas dasar jangka panjang, dan (2) perusahaan harus menunjukkan
kemampuan untuk melaksanakan pendanaan kembali itu.
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
3.2 SARAN
Demikianlah makalah yang saya susun ini semoga bermanfaat bagi pembaca,
apabila
terdapat saran maupun kritik kami mengharapakan tanggapan yang bersifat
membangun.
Apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan maupun isi dari makalah saya selaku penyusun
memohon maaf.
Daftar
Pustaka
https://plus.google.com/106816859075306188417/posts/WR8bZxxvz9z
http://mynenitriana.blogspot.co.id/2016/01/akuntansi-lanjutan-kewajiban-lancar.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kewajiban_lancar
0 Komentar untuk "AKUNTANSI KEUANGAN “AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR”"
Saya usahain akan balas semua coment dari kalian..☺
Note: Only a member of this blog may post a comment.